Minggu, 21 Juni 2015

TULISAN - BATIK MADIUN



KERAJINAN BATIK KHAS MADIUN 


Perkembangan batik di daerah Madiun cukup signifikan, setelah ditetapkan oleh UNESCO bahwa batik adalah salah satu warisan budaya indonesia yang kaya akan makna dan filosofi, dan sejak itulah perkembangan batik di daerah Madiun mulai meningkat.

Jika sebelumnya batik madiun hanya di produksi dan digunakan oleh kebanyakan masyarakat sekitar, namun kini batik madiun mulai banyak dikenal oleh masyarakat luar dan mulai digemari oleh para pecinta batik seluruh Indonesia.

Batik khas Madiun masih tergolong cukup baru, Batik ini mulai dicetuskan pada tahun 2002, dan Dalam kurun waktu selama enam tahun, keberadaan batik di Kota Madiun tidak menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. namun saat ini batik Madiun sudah mulai bangkit dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Batik Madiun memiliki motif yang cukup beragam seperti motif keris tundung Madiun, motif bunga melati dan motif floral lainnya. Adapun motif batik khas Madiun yang merupakan hasil dari perlombaan design motif batik yaitu motif porang yang melambangkan komoditas ekspor, motif beras kutah yang melambangkan lumbung padi dan serat jati, dan motif ini merupakan motif cerminan daerah Madiun yang sebagian besar wilayahnya adalah kawasan hutan produksi jati.

Batik Madiun juga memiliki motif batik yang berbeda dengan motif dari daerah lain. Motifnya berupa motif batik keris yang terinspirasi dari cerita sejarah Madiun dan memiliki kaitan budaya berupa cerita sejarah Madiun yaitu warisan keris pusaka yang diterapkan pada ragam hias utama berupa keris. Terdapat pula motif batik porang terinspirasi dari tumbuhan di Madiun yang berkaitan dengan kebudayaan mata pencaharian Madiun yaitu berkebun dan diterapkan pada ragam hias utama berupa tumbuhan porang. Motif porang ini terinspirasi dari tanaman porang yang banyak tumbuh di Desa Kenongorejo yang terdapat di tepi hutan. Warna pada batik Madiun tidak terikat, batik Madiun cenderung tergolong dalam batik pesisiran.

Kabupaten Madiun terletak di wilayah Provinsi Jawa Timur, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi di barat. Kabupaten Madiun dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Bagian utara wilayah Madiun berupa perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis dan Gunung Liman.

Potensi alam yang mempesona banyak menginspirasi para pengrajin batik untuk menciptakan motif batik khas Madiun. Tak banyak yang tau jika Madiun menyimpan kain tradisional yang khas yaitu batik Madiun. Batik Madiun sebenarnya sudah ada sejak jaman Mataram, karena terdapat sebagian wilayah Madiun yang dulunya menjadi kekuasaan kerajaan Mataram. Setelah sempat beberapa tahun punah, namun pada masa penjajahan Belanda, Batik Madiun mulai bangkit kembali walau hanya beberapa tahun saja. Batik Madiun sempat mengalami kejayaan pada tahun 1960-an sampai 1980-an.

Sentra Batik Madiun bisa anda temukan di Desa Kenongorejo Kecamatan Pilangkenceng yang terletak 7 km dari kota Caruban, ke arah Utara. Batik di kawasan ini mengalami puncaknya pada tahun 1960-an, kala itu produksi batik mencapai 6.000 hingga 7.000 lembar setiap bulannya. Kini produksinya merosot drastis, yakni hanya tinggal 100 hingga 300 lembar setiap bulannya. Hal ini karena peminat batik mulai berkurang dan akhirnya kalah dengan tren mode kain dan pakaian dari luar negeri. Selain itu terdapat di Jalan Tuntang, Gang I, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar